welcome

BUCKET SHOP ONLINE

BUCKET SHOP ONLINE
SILAHKAN KLIK GAMBAR

Google Translate

Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net

Senin, 09 November 2009

Ilmu kebal dilihat dari Aqidah Islam

Kami bukan memusuhi orang yang menggunakan ilmu kebal, namun kalau kita kaji lebih dalam di setiap even peperangan yang dijalankan oleh Rasulullah SAW, maka kita lihat bahwa sepanjang sejarah kita tidak menemukan indikasi beliau SAW menggunakannya.

Padahal kalau dipikir-pikir, Rasulullah SAW pernah diminta oleh para jin muslim untuk mengisi pengajian. Bahkan para shahabat sampai kebingungan mencari beliau SAW.

Ketika hari berganti, tiba-tiba Rasulullah SAW muncul lagi dan beliau mengatakan telah diundang oleh sekumpulan jin yang ingin belajar agama Islam.

Kalau kita pikir secara logika, mengapa beliau SAW tidak minta bantuan jin untuk mengisi para shahabat dengan ilmu kebal sehingga tidak mempan dibacok atau disabet dengan pedang? Mengapa para jin itu tidak ikut perang melawan para kafir Jahiliyah di Medan Badar, Uhud, Khandak dan lainnya?

Jawabnya ada di masa Nabi Sulaiman ‘alaihissalam. Beliau adalah nabi terakhir yang diberi kekuasaan dan wewenang untuk memanfaakan bangsa jin oleh Allah SWT. Sepeninggal beliau, para nabi yang lain tidak diberikan wewenang itu. Mereka diminta berjuang di jalan Allah dengan segala resiko fisik.

Maka Nabi Zakaria pun harus mati di gergaji oleh kaumnya yang membangkang. Padahal kalau memang dibolehkan, seharusnya Nabi Zakaria pun minta bantuan jin untuk diberi ilmu kebal agar tidak mempan dibacok.

Seandainya meminta bantuan jin dan mengisi raga dengan ilmu kebal itu dibenarkan secara aqidah, seharusnya Rasulullah SAW tidak perlu patah giginya dan hancur mukanya saat dilempari batu di Thaif. Dan semua peperangan selama 23 tahun di zaman kenabian itu tidak perlu menghasilkan sejumlah syuhada’.

Namun karena aqidah Islam melarang kita meminta bantuan kepada jin, meskipun jin muslim sekali pun, maka kita tidak pernah melihat para mujahidin sepanjang zaman yang pakai ilmu kebal.

Kalau pun ada pertolongan dari Allah, maka pertolongan itu turun dengan sendirinya. Itu adalah karamah yang Allah berikan kepada siapa saja dari para hambanya yang shalih, yaitu yang beraqidah benar, menjalankan hukum halal dan haram secara benar, dan juga selalu menghindari diri dari dosa, kebencian, kebengisan dan dendam.

Para mujahidin sepanjang zaman tidak menang berjihad melawan orang kafir karena ilmu kebal, atau karena diisi dengan amalan tertentu, atau karena dirajah atau diberikan amalan tertentu. Mereka menang karena semata pertolongan Allah. Karena yang mereka lawan adalah orang kafir, bukan sesama umat Islam sendiri.

Karena yang mereka tegakkan adalah kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW, bukan kepentingan sesaat, bukan dendam yang tidak jelas, juga bukan kepentingan dan agenda orang-orang di belakang layar.

Itulah jihad yang dilakukan para mujahidin di masa lalu, dan itulah yang dilakukan oleh para pahlawan di negeri kita sendiri. Dengan cara itulah kita melawan Belanda dan Jepang di masa lalu. Jihad kita bukan untuk memukuli sesama muslim karena berbagai persoalan yang tidak jelas, hanya karena dipanasi oleh media yang sangat berat sebelah.

Semoga Allah SWT melindungi kita dari beragam jebakan Iblis yang inginnya kita selalu berseteru dengan sesama muslim. Semoga Allah memadamkan tipu daya Iblis dan memenangkan agama-Nya.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tamu